FIKSI

16.12.11

percakapan

Lagi-lagi dia begitu.. bodohnya mengapa kau masih saja mempercayai dia.. ah bahkan keledaipun tak mau jatuh sampai berkali-kali.. aisshhhh ! aku marah, ingin benci saja namun tak bisa.. mengapa nampaknya semua dimataku ini penuh dengan dirinya,, ingin ku maki dia sejadi-jadinya, ah ini hanya pikiranku saja aku membatin, tak mungkin kumaki orang yang tak ingin kumaki.. aneh rasanya. ingin marah tapi bukan pada dia, marah pada diri sendiri yang tak mampu membela orang yang sevena denganku, yang derap langkah kakinya selalu terdengar olehku, bahkan napasnya selalu ku dengar dan kunikmati bersamaan dengannya.

Tolol! ingin ku maki ia dalam-dalam, namun lidahku kelu, suaraku akan sangat sulit untuk kukeluarkan, bahkan dalam keadaan menatap matanya aku akan mau kabur saja dari dirinya. Manusia idiot! goblok! umpatku dalam hati, memandangi gadis didepan cermin tempat aku sekarang berdiri.


untitle

aku selalu melihatmu terdiam dan sunyi

matamu selalu terlihat sendu dan redup

sinarmu hilang menguap entah kemana


kamu yang hanya menunduk lesu

kamu berfikir bahwa hidupmu berhenti ditempat yang sama, ditempat kakimu berdiri sekarang

kakimu seperti sudah tak kuat lagi menopang tubuhmu yang kulihat makin kuyu


kamu seperti hidup dalam penjara yang dihalangi tembok tinggi yang tak dapat kamu panjati ataupun kamu robohkan

semangatmu pun tak lagi kudapati dalam dirimu, ia sudah pergi berlalu dari dirimu karena kau tak pernah menahannya untuk tetap tinggal


sebenarnya mengapa kau menjadi seperti ini? hilang semangat hidup karena ditinggal orang yang kau cinta..


"kau tak bisa terus seperti ini sayang, hidup tak akan berubah bila kau tetap disini

mari kuantar ke tempat persinggahan yang lain, ku keluarkan kau dari kungkungan yang menyesakanmu

hidup harus terus berjalan sayang!" aku berkata


dia melihatku, tatapan matanya membuatku sedih, ia masih terdiam


aku kembali berkata "ayo cepat mumpung masih ada waktu sayang"


ia masih diam


"ini hidupmu kawan, apa kau tetap tak mau?" aku kembali melanjutkan


tatapan matanya jadi semakin sendu, aku mulai ngeri


aku pun kembali berkata " bahagia itu pilihan sayang"


ia memandangku, lalu berkata " aku memilih untuk tidak bahagia sayang"


*bagaimanapun juga bahagia itu pilihan. mau atau tidak. hanya itu~

sang maha

disaat kamu terjatuh ingatlah bahwa tuhanmu sedang memperhatikanmu

memperbaiki jalanmu agar lebih terarah, karena dialah sang penunjuk arahmu

ketahuilah bahwa disaat yang kau anggap sulit dalam hidupmu itulah saat dimana dia menyayangimu

karena disaat itu ia sedang mengajarimu arti mensyukuri apa yg kau punya dalam hidupmu

kamu mengira kamu sudah terjatuh dijurang yg paling dalam

tapi kamu salah, dia akan mengangkatmu ketempat yg lebih tinggi setelahnya

dia maha baik, maha kasih, maha segalanya.. dia pasti tahu yg terbaik untuk kita :)


bocah tanpa alas kaki

kaki mungilnya berlari tanpa alas

mungkin teriknya sang pemberi pijar tak lagi ia keluhkan

ia terus berlari di tengah deru mesin

hanya untuk sekedar menepuk-nepukkan tangan sambil berceloteh entah apa


melihatnya mataku seakan nanar, hatiku miris

ingin berontak tapi pada siapa?

katanya ia punya hak yg sama dengan yang lain

ia juga perlu makan, pendidikan yg layak, perlindungan dari kejahatan diluar yang terus membayangi, atau sekedar pergi sesekali untuk menikmati yg orang katakan liburan

ah tapi siapa yg peduli lagi


mereka yang mengaku mengkonsumsi makanan yg cukup, namun mungkin yg mereka makan bangkai, karena dengan makan pun percuma, seperti memberi makan orang mati, karena sesungguhnya pun ia sudah mati, hatinya mati

mereka yang mengaku memiliki pendidikan yang tinggi, namun tak mengerti bagaimana caranya bersikap, bak seseorang yang tak pernah di didik sebelumnya, wajar bila hatinya juga buta

mereka yang mengaku merasa terlindungi karena barang atau harta yg mereka kira cukup untuk melindungi diri dari yang namanya kemiskinan, ahh menurutku mereka miskin. miskin hati


manusia hanyalah mementingkan diri sendiri, ego masing-masing dikedepankan

diri sendiri diperjuangkan haknya, tak sadar mengambil hak orang lain

menuntut kewajiban orang lain, kewajiban diri sendiri ditelantarkan

mana sosial yang sering di agung-agungkan? bobrok

mana keadilan yang sering menjadi bahan diskusi? bahkan puing"nya pun ambles tergerus roda jalanan


ahh sekali lagi miris, kulihat kaki mungil itu melangkah mengejar si mesin pencari uang

setetes air hangat membasahi pipiku..

beratkah langkahmu nak? seberat bongkahan batu kah? atau malah seringan gabus yang terombang-ambing dipantai?

apa yang kau rasa kini nak? sedihkah? atau senang? atau malah kecewa? atau mungkin marah?

bahagiakah kau nak? bila tidak cepat katakan pada pemberi nafasmu, minta kebahagiaan darinya, hanya dia yg bisa memberikan semua yang kau mau, mungkin dia dapat mengabulkan semua keinginanmu, mungkin saja nak

tak ada yg dapat kulakukan selain mendoakan agar hidupmu bahagia nak.. selalu..


*teruntuk si bocah tanpa alas kaki di perempatan lampu merah yang telah memberikan senyuman hangatnya padaku :)

tulisan karena berita

Hari ini aku melihat berita, miris melihatnya. Disana terlihat gambar yang sedang membandingkan mewahnya sebuah gedung dan pembandingnya sebuah tempat menuntut ilmu yang sudah mau ambruk. miris


Ah rasanya benar-benar tidak adil, mereka penerus bangsa malah ditaruh ditempat yang kurang layak sedangkan mereka yang katanya wakil dari para penerus bangsa itu malah ditaruh ditempat yang tidak seharusnya, ah itu tempat yang amat sangat mewah


Para orang yang berpendidikan itu sedang berdebat tentang pembangunan gedung baru, dananya ditaksir hingga mencapai angka 1,2 trilyun seingatku, gila apa ! uang siapa yang akan dipakai? Uang milik sipa? Sekali lagi MILIK siapa?


Aneh pikirku, apakah mereka tidak berfikir untuk membangun atau sekedar memperbaiki bangunan sekolah yang malah sudah tak bisa dipakai lagi untuk kegiatan belajar mengajar, lihat disana. Atapnya sudah mau runtuh, dindingnya sudah mulai reot, bocor disana sini, bahkan untuk masuk ke kelas saja banyak yang takut kejatuhan atapnya. Naas


Malah sudah ada yang membandingkan 1 gedung baru setara dengan 12.000 bangunan sekolah, aih benar-benar keterlaluan mereka ! bukankah seharusnya memikirkan nasib para penerus bangsa yang nanti akan melanjutkan kepemimpinan bangsa ini. Atau malah bangsa ini akan habis, musnah, hilang setelah masa jabatan mereka yang sekarang duduk dikursi itu habis ?


Makin membakar diri ini saat melihat gambar bagaimana gedung itu nanti ! Tuhan, ku panggil namamu berulang-ulang.. lihatlah itu Tuhan, benar-benar keterlaluan.. disana terlihat masing-masing kamar dengan gaya yang sangat mewah, disana sini terlihat barang-barang yang hanya bisa ditemui di tempat yang katanya hanya boleh dimasuki oleh masyarakat kelas elit ! bukan elit, mereka pelit ! bahkan untuk berbagi dengan yang kekuranganpun tak mau. Lebih parah lagi saat melihat adanya kolam renang? Buat apa itu? Bukankah dari kalian sudah mempunyai masing-masing dikediaman kalian? Ditempat para orang kaya katanya. Aih benar-benar tak habis dipikir. Malah seperangkat ruang gym juga ada? Lengkap dengan peralatan yang pastinya amat mahal ! kalian ingin sebuah gedung untuk meningkatkan kinerja kalian atau malah sedang menurunkan kinerja kalian dan meningkatkan kepuasan hati kalian? Aku benar-benar penasaran untuk yang satu ini.


Tuhan, tak bisakah kau bukakan pintu hati mereka? Atau pintu hati mereka memang sudah tertutup? Moral sudah tak ada lagi disana, aku terdiam, ada jeda disana. Hanya bisa berdoa agar pembangunan gedung itu dibatalkan dan dana sebesar itu bisa dialokasikan ketempat yang seharusnya, ketempat yang lebih membutuhkan, semoga. Untuk mereka, yang senyumya terampas karena adanya sistem yang melarang orang miskin untuk mendapatkan pendidikan yang cukup, untuk mereka yang butuh tempat yang nyaman untuk belajar, untuk mereka yang benar-benar membutuhkan. Semoga, semoga...

tak suka, muak, lelah, dan hampir gila

bagaimana lagi harus kujelaskan bahwa aku tak suka caramu.

bagaimana lagi harus kujelaskan aku muak pada sikapmu.

bagaimana lagi harus kujelaskan bahwa aku lelah dengan permainanmu.

bagaimana lagi harus kujelaskan bahwa aku hampir gila dengan semua hal ini.


bukankah sudah kukatakan aku tak suka ?

bukankah sudah kukatakan aku muak ?

bukankah sudah kukatakan aku lelah ?

bukankah sudah kukatakan aku hampir gila ?


cukuplah untuk membuatku tak suka !

cukuplah untuk membuatku muak !

cukuplah untuk membuatku lelah !

cukuplah untuk membuatku hampir gila !


pergilah kamu rasa tak suka.

pergilah kamu rasa muak.

pergilah kamu rasa lelah.

pergilah kamu rasa hampir gila.

8.12.11

kenapa kau menciptakan perbedaan tuhan?

aku mengenalnya lama, bisa dikatakan ia sangat dekat denganku. ku tahu ia suka padaku namun aku juga harus mengakui aku tak boleh suka dia. ia mestinya ku anggap cukup menjadi teman baik saja. ia yang selalu baik padaku, setiap saat selalu meng-smsku, menelfonku hanya untuk memastikan apakah aku sudah makan atau belum, mengajakku keluar hanya untuk makan bersama atau sesekali mengajakku keluar hanya untuk mengajakku membeli ice cream vanilla kesukaanku.

pertama kali mengenalnya saat aku datang kepameran buku disebuah pusat perbelanjaan dikotaku, aku ingat saat itu diam-diam ada seorang pria yang terus-menerus melirik kearahku. awalnya aku mulai takut, takut kalau ternyata yang sedari tadi mengawasiku adalah orang jahat, fiuh!. tak lama kemudian kulihat ia mulai mendekat kearahku dan ia mengulurkan tangan halusnya itu, "Bara" ia berkata. aku gugup, rasanya jantungku berdegup dengan kencangnya. akupun membalas uluran tangannya dan berkata "Maia".

saat itu kami mulai lebih intens berkomunikasi, ia amat menarik dimataku. ia seperti seseorang yang kudambakan sejak dulu. ia tinggi, putih, wangi, dan tentunya cerdas. ia bisa dengan asyik berdiskusi apabila kumulai bicara tentang music, film, politik, kuliner, travelling, dan tentunya filsafat !. kami akan lupa waktu bila berbincang bersama, sepertinya jam pasirnya bergerak sangat lamban. aku mulai tahu apa yang ia suka, makanan apa yg ia sukai, film apa yang bisa kami tonton bersama, sampai akhirnya aku tau ia berbeda dalam masalah keyakinan. mimpi buruk itu mulai menghantui.

pada malam sebelum keberangkatannya ke Mataram ia berjanji datang kerumahku, aku mulai gundah, bagaimana esok aku tanpa dia. dia datang dan menunggu dihalaman rumahku seperti biasa, dengan wajah sendu ku hampiri dia. seharian aku berfikir apa kata yang pantas kuucapkan bila nanti aku bertemu dengannya, sampai-sampai aku harus latihan didepan cerminku agar nanti aku tak gugup. dan ternyata semua latihanku gagal saat aku melihat wajahnya. ia nampak begitu tenang di balik kemeja hitamnya!(aku suka saat kamu pakai kemeja itu, kamu sangat tampan!). aku berkata"hai", dan ia membalas dengan "hai" lengkap dengan senyumnya, senyum yang selalu kusukai.

aku mengajaknya untuk masuk kedalam, tapi ia menolak dengan alasan ia ingin agar kami berbicara dengan ditemani hembusan angin malam(aku tau ia sangat suka bila angin malam menyentuh kulitnya, terasa dingin tapi menarik). lalu ia membisikkan sebuah kata cinta.. "aku cinta kamu, bolehkah aku jadi seseorang yang selalu ada untukmu?" , aku kaget bukan main. bukan rasa bahagia yang kurasa, tapi rasa kesedihan yang amat sangat. "kita berbeda Ra", hanya itu yg bisa kuucapkan. ia bilang "kita sama, apa yg berbeda?", ku jawab dengan lantang "keyakinan". ia mulai diam. akhirnya air mataku menetes dengan kurang ajarnya, terus menetes walau ku larang. hmm "ku lepaskan kamu karena aku cinta kamu, maka lupakanlah aku dengan mengingat hal itu" ia mulai berkata, tangisku makin keras. ia pun berlalu pergi.

ku menangis dikamarku sejadi-jadinya, yg kuingat saat itu adalah sebelum ia pergi ia sempat memberikan kecupan didahiku, kurasakan hangat!. ku ambil air wudhu dan aku mulai berdoa pada Tuhan-Ku.. Ya Tuhan ku ingat sabdaMu, kau tak pernah berbohong kan Tuhan? kau berkata "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui".

*saat ini aku sedang mengingat kamu sayang, dan aku berfikir bahwa bukan karena kamu buruk untukku, tapi aku tak terlalu baik untukmu :)