FIKSI

8.12.11

kenapa kau menciptakan perbedaan tuhan?

aku mengenalnya lama, bisa dikatakan ia sangat dekat denganku. ku tahu ia suka padaku namun aku juga harus mengakui aku tak boleh suka dia. ia mestinya ku anggap cukup menjadi teman baik saja. ia yang selalu baik padaku, setiap saat selalu meng-smsku, menelfonku hanya untuk memastikan apakah aku sudah makan atau belum, mengajakku keluar hanya untuk makan bersama atau sesekali mengajakku keluar hanya untuk mengajakku membeli ice cream vanilla kesukaanku.

pertama kali mengenalnya saat aku datang kepameran buku disebuah pusat perbelanjaan dikotaku, aku ingat saat itu diam-diam ada seorang pria yang terus-menerus melirik kearahku. awalnya aku mulai takut, takut kalau ternyata yang sedari tadi mengawasiku adalah orang jahat, fiuh!. tak lama kemudian kulihat ia mulai mendekat kearahku dan ia mengulurkan tangan halusnya itu, "Bara" ia berkata. aku gugup, rasanya jantungku berdegup dengan kencangnya. akupun membalas uluran tangannya dan berkata "Maia".

saat itu kami mulai lebih intens berkomunikasi, ia amat menarik dimataku. ia seperti seseorang yang kudambakan sejak dulu. ia tinggi, putih, wangi, dan tentunya cerdas. ia bisa dengan asyik berdiskusi apabila kumulai bicara tentang music, film, politik, kuliner, travelling, dan tentunya filsafat !. kami akan lupa waktu bila berbincang bersama, sepertinya jam pasirnya bergerak sangat lamban. aku mulai tahu apa yang ia suka, makanan apa yg ia sukai, film apa yang bisa kami tonton bersama, sampai akhirnya aku tau ia berbeda dalam masalah keyakinan. mimpi buruk itu mulai menghantui.

pada malam sebelum keberangkatannya ke Mataram ia berjanji datang kerumahku, aku mulai gundah, bagaimana esok aku tanpa dia. dia datang dan menunggu dihalaman rumahku seperti biasa, dengan wajah sendu ku hampiri dia. seharian aku berfikir apa kata yang pantas kuucapkan bila nanti aku bertemu dengannya, sampai-sampai aku harus latihan didepan cerminku agar nanti aku tak gugup. dan ternyata semua latihanku gagal saat aku melihat wajahnya. ia nampak begitu tenang di balik kemeja hitamnya!(aku suka saat kamu pakai kemeja itu, kamu sangat tampan!). aku berkata"hai", dan ia membalas dengan "hai" lengkap dengan senyumnya, senyum yang selalu kusukai.

aku mengajaknya untuk masuk kedalam, tapi ia menolak dengan alasan ia ingin agar kami berbicara dengan ditemani hembusan angin malam(aku tau ia sangat suka bila angin malam menyentuh kulitnya, terasa dingin tapi menarik). lalu ia membisikkan sebuah kata cinta.. "aku cinta kamu, bolehkah aku jadi seseorang yang selalu ada untukmu?" , aku kaget bukan main. bukan rasa bahagia yang kurasa, tapi rasa kesedihan yang amat sangat. "kita berbeda Ra", hanya itu yg bisa kuucapkan. ia bilang "kita sama, apa yg berbeda?", ku jawab dengan lantang "keyakinan". ia mulai diam. akhirnya air mataku menetes dengan kurang ajarnya, terus menetes walau ku larang. hmm "ku lepaskan kamu karena aku cinta kamu, maka lupakanlah aku dengan mengingat hal itu" ia mulai berkata, tangisku makin keras. ia pun berlalu pergi.

ku menangis dikamarku sejadi-jadinya, yg kuingat saat itu adalah sebelum ia pergi ia sempat memberikan kecupan didahiku, kurasakan hangat!. ku ambil air wudhu dan aku mulai berdoa pada Tuhan-Ku.. Ya Tuhan ku ingat sabdaMu, kau tak pernah berbohong kan Tuhan? kau berkata "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui".

*saat ini aku sedang mengingat kamu sayang, dan aku berfikir bahwa bukan karena kamu buruk untukku, tapi aku tak terlalu baik untukmu :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar