FIKSI

16.12.11

bocah tanpa alas kaki

kaki mungilnya berlari tanpa alas

mungkin teriknya sang pemberi pijar tak lagi ia keluhkan

ia terus berlari di tengah deru mesin

hanya untuk sekedar menepuk-nepukkan tangan sambil berceloteh entah apa


melihatnya mataku seakan nanar, hatiku miris

ingin berontak tapi pada siapa?

katanya ia punya hak yg sama dengan yang lain

ia juga perlu makan, pendidikan yg layak, perlindungan dari kejahatan diluar yang terus membayangi, atau sekedar pergi sesekali untuk menikmati yg orang katakan liburan

ah tapi siapa yg peduli lagi


mereka yang mengaku mengkonsumsi makanan yg cukup, namun mungkin yg mereka makan bangkai, karena dengan makan pun percuma, seperti memberi makan orang mati, karena sesungguhnya pun ia sudah mati, hatinya mati

mereka yang mengaku memiliki pendidikan yang tinggi, namun tak mengerti bagaimana caranya bersikap, bak seseorang yang tak pernah di didik sebelumnya, wajar bila hatinya juga buta

mereka yang mengaku merasa terlindungi karena barang atau harta yg mereka kira cukup untuk melindungi diri dari yang namanya kemiskinan, ahh menurutku mereka miskin. miskin hati


manusia hanyalah mementingkan diri sendiri, ego masing-masing dikedepankan

diri sendiri diperjuangkan haknya, tak sadar mengambil hak orang lain

menuntut kewajiban orang lain, kewajiban diri sendiri ditelantarkan

mana sosial yang sering di agung-agungkan? bobrok

mana keadilan yang sering menjadi bahan diskusi? bahkan puing"nya pun ambles tergerus roda jalanan


ahh sekali lagi miris, kulihat kaki mungil itu melangkah mengejar si mesin pencari uang

setetes air hangat membasahi pipiku..

beratkah langkahmu nak? seberat bongkahan batu kah? atau malah seringan gabus yang terombang-ambing dipantai?

apa yang kau rasa kini nak? sedihkah? atau senang? atau malah kecewa? atau mungkin marah?

bahagiakah kau nak? bila tidak cepat katakan pada pemberi nafasmu, minta kebahagiaan darinya, hanya dia yg bisa memberikan semua yang kau mau, mungkin dia dapat mengabulkan semua keinginanmu, mungkin saja nak

tak ada yg dapat kulakukan selain mendoakan agar hidupmu bahagia nak.. selalu..


*teruntuk si bocah tanpa alas kaki di perempatan lampu merah yang telah memberikan senyuman hangatnya padaku :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar